Perilaku manusia dapat dianalogikan seperti sebuah pohon, yang terdiri dari akar, batang, dahan, ranting, serta daun, dimana semua hal ini saling mempengaruhi antara satu dan lainnya sebagai suatu sistem.
Suatu gejala psikologis yang muncul atau symptom dapat dianalogikan sebagai daun suatu “pohon perilaku”, sehingga terkadang diperlukan intervensi di tingkat “akar” atau “root” untuk mempeoleh penyembuhan yang permanen.
Sebagai contoh, andaikata seseorang mengalami kejadian yang dianggapnya buruk di masa kecil, misalkan ditegur secara keras oleh gurunya karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah dengan baik, maka kejadian ini dapat membekas dan dapat membelokkan perilaku yang bersangkutan di masa datang ke arah tertentu.
Seperti kita ketahui bersama bahwa pikiran bawah sadar memiliki sifat-sifat yang unik dan dengan cara kerja yang sangat berbeda dibandingkan dengan pikiran sadar. Suatu stimulus, terutama di masa kecil, dapat menimbulkan pengaruh di masa dewasa dalam bentuk perilaku yang mungkin menyimpang dari kondisi normal.
Hipnoterapi moderen terkadang mengakses masa lalu untuk mencari kemungkinan adanya gangguan di tingkat akar, untuk kemudian dilakukan penyembuhan, sehingga diharapkan dapat membelokkan “neuro path” atau jalur perilaku ke arah yang diinginkan.
Beberapa “mazhab” Hipnoterapi moderen bahkan menetapkan prosedur untuk dapat mengetahui sumber-sumber gangguan yang berakar di masa lalu, kemudian melakukan penyembuhan di tingkat akar. Beberapa yang sangat terkenal adalah metode 5-PATH yang dipopulerkan oleh Calvin Banyan, dan juga Ego State Therapy (EST) yang dikembangkan oleh Watkins dan Gordon Emmerson.
Kedua metode ini membahas hal yang sama, tetapi dengan terminologi yang berbeda, yaitu menganggap bahwa kejadian istimewa di masa kana-kanak (umumnya di bawah umur 7 tahun) berpotensi menimbulkan “goresan” atau “imprint” yang mempengaruhi perilaku di saat dewasa.
Metode 5-PATH memberikan istilah goresan-goresan ini sebagai ISE (Initial Sensitizing Event) atau kejadian awal suatu permasalahan, dan SSE (Subsequent Sensitizing Event) atau kejadian-kejadian susulan yang memperkuat ISE. Cara mencari ISE dan ISE adalah melalu teknik Age Regression, dan selanjutnya dilakukan proses “penyembuhan” dengan proses mediasi antara pihak-pihak yang mungkin terkait dengan peristiwa dimaksud melalui teknk Gestalt.
Ego State Therapy (EST) memandang bahwa setiap orang sejak lahir, saat mengalami peristiwa-peristiwa penting akan melahirkan pula suatu “mini personality” yang dikenal dengan istilah Ego State. Ego State ini dapat berupa Ego State yang dianggap baik ataupun yang dianggap buruk. Terhadap Ego State yang dianggap terelasi dengan perilaku yang dianggap mengganggu pada saat ini dilakukan proses “penyembuhan”, antara lain dengan cara meminta bantuan Ego State lain yang dianggap lebih bijak dan dewasa.
Setelah “akar” permasalahan diketemukan, dan dilakukan penyembuhan, apakah secara otomatis klien sembuh? Jawabannya bisa “ya” bisa pula “tidak”, karena seringkali masih diperlukan teknk terapeutik lainnya yang sesuai, akan tetapi setidaknya permasalahan yang terkait dengan “akar” di masa lalu sudah terselesaikan atau sensivitasnya tidak lagi berlebihan, atau sudah lebih proporsional.
Ref : 021
Leave a Reply