Stage Hypnosis atau hipnotis hiburan merupakan salah satu cabang aplikasi hipnotisme yang sangat populer di dunia, bahkan sudah dikenal sejak ratusan tahun lalu, bersamaan dengan lahirnya hipnotisme moderen.
Di dunia barat, Stage Hypnotism sudah sejajar dengan berbagai jenis hiburan lainnya, seperti magic, cabaret show, dll. Di Las Vegas banyak tersedia panggung yang menyajikan pertunjukkan Stage Hypnotism yang setiap saat menggelar pertunjukkan ini.
Beberapa nama terkenal di bidang ini antara lain : Ian Dee seorang Comedian Stage Hypnotist dari UK, Steven Spellmaster dari Australia, Gavin Hooper dari USA, dan tentu saja kita tidak melupakan 2 nama legenda besar di bidang ini, yaitu : Dave Elman, dan Ormond McGill yang dijuluki sebagai The Dean of American Hypnotists.
Di Indonesia sendiri secara tradisional Stage Hypnotism sudah dikenal sejak puluhan tahun silam, terutama disajikan bersamaaan dengan pertunjukkan sulap. Stage Hypnotism mulai dikenal secara luas di Indonesia ketika suatu stasiun televisi swasta menampilkan Rommy Rafael seorang Stage Hypnotist Indonesia yang dapat dikatakan merupakan pelopor Stage Hypnotism moderen Indonesia.
****
Pertunjukan Stage Hypnotist di layar kaca acapkali menimbulkan decak kagum dari pemirsa, terutama karena mendemonstrasikan hal-hal yang nyaris tidak masuk di logika biasa. Bahkan tidak jarang dianggap sesuatu yang bersifat rekayasa belaka.
Dari sisi pengetahuan Hipnotis sebenarnya Stage Hypnotism hanya membutuhkan teknik hipnotis yang sangat sederhana. Kekuatan dari Stage Hypnotism justru terletak di kemasan entertainment yang membutuhkan kreativitas. Oleh karena itu pelatihan Professional Stage Hypnotism akan lebih ditekankan terutama kepada aspek entertainment-nya dibandingkan dengan teknis hipnotis itu sendiri.
Secara sederhana dalam suatu kelompok orang (terutama dalam jumlah yang banyak), maka secara alamiah akan terbagi menjadi 3 kelompok orang berdasarkan tingkat sugestivitasnya, yaitu : kelompok sugestivitas buruk 5%, kelompok sugestivitas baik 5%, dan kelompok sugestivitas rata-rata (moderat) 85%. Kelompok dengan sugestivitas baik akan sangat mudah merespon suatu sugesti, termasuk sugesti untuk memasuki kondisi hipnosa (hypnotic state) atau sering juga disebut sebagai keadaan trance.
Dari penjelasan ini, maka seorang Stage Hypnotist wajib memiliki kemampuan untuk melakukan seleksi atau memilih siapakah diantara audience yang kira-kira berada di kelompok sugestivitas baik. Oleh karena itu seorang Stage Hypnotist akan lebih menyukai jika menggelar pertunjukkan dengan audience yang berjumlah ratusan atau ribuan orang, karena akan mempermudah proses seleksi, karena kemungkinannya akan semakin besar dibandingkan dengan audience yang hanya berjumlah belasan orang.
Seorang Stage Hypnotist akan melakukan proses seleksi melalui suatu metode yang dikenal dengan istilah “Suggestibility Test”. Test ini dilakukan beberapa tahap, biasanya sekitar 4-5 tahapan test, dengan tujuan agar dapat memperoleh partisipan yang benar-benar memiliki tingkat sugestivitas sangat baik.
Secara teknis, seorang Stage Hypnotist akan meminta sekitar 10-20 audience untuk naik ke panggung sebagai partisipan, selanjutnya dilakukan test pertama yang akan menghasilkan beberapa calon partisipan yang memenuhi syarat, kemudian dilanjutkan dengan test berikutnya, sampai dengan akhirnya hanya tersisa calon partisipan yang benar-benar memenuhi persyaratan dari sisi tingkat sugestivitas.
Setelah terkumpul partsipan yang memenuhi persyaratan, biasanya sekitar 5-8 orang, maka Stage Hypnotist dapat segera melakukan pertunjukkan, yang diawali dengan proses induksi atau membawa partsipan ke kondisi hipnosa, lalu melakukan deepening atau pendalaman kondisi hipnosa, dan puncaknya adalah dengan menjalankan tahap yang disebut sebagai Stage Hypnosis Routine atau sugesti untuk menghasilkan efek hiburan.
Seorang Stage Hypnotist yang piawai dapat melakukan proses test sugestivitas ini secara mengalir dan benar-benar membangkitkan antusiasme dari para partisipan, bahkan mereka tidak menyadari bahwa tengah dilakukan proses test. Proses seleksi ini sendiri dapat dilakukan dengan cara yang sangat menghibur. Disinilah dibutuhkan jam terbang dan pengalaman dari seorang Stage Hypnotist.
Stage Hypnotist juga harus piawi untuk menyusun repertoar atau skenario urutan ”permainan”, dan harus diakhiri dengan puncak yang memikat. Para Stage Hypnotist masing-masing biasanya memiliki permainan puncak yang khas. Sebagai contoh, Ormond McGill sering menggelar rutin ”Yoga Nidra” di acara puncak yang juga melibatkan para audience lainnya.
Ref : 012
Yonico Septiarto says
setelah membuka mata nanti bayangkan sepatu anda adalah handphone anda sendiri……… sugesti saya yang ini gagal klien sadar bahwa di kerjain… knpa bsa pak yan???
setelah membuka mata nanti anda akan tertawa terbahak-bahak ketika mendengarkan suara wanita karena wanita menurut anda suaranya mirip donald bebek… ini pun gagal sugestinya ….. kok bisa pak???
Yan Nurindra says
Ya berarti belum sampai pada kedalaman yg dipersyaratkan untuk sugesti itu, yaitu Positive Visual Hallucination dan Positive Visual Auditory.
Yonico Septiarto says
Positive Visual Hallucination dan Positive Visual Auditory teknik apa itu pak? bisa di jelaskan pak?
Yan Nurindra says
Itu bukan teknik. PVH dan PVA adalah kondisi/reaksi yg dapat ditunjukkan oleh subjek.
drg Locky Setio says
Maaf pak ,
Koreksi sedikit : yang sugestif : 10 % bukan 5%.
Salam servo Slamet