Jika suatu permasalahan atau ketidak-nyamanan psikologis dapat ditransformasikan ke dalam bentuk benda atau “dibendakan”, maka akan lebih mudah untuk ditindak-lanjuti, bahkan benar-benar dapat diperlakukan seperti benda sesungguhnya.
Sebagai contoh, seringkali di pelatihan-pelatihan motivasi, Sang Motivator membuat suatu game:
“Mari kita tuliskan seluruh sifat-sifat atau perilaku buruk yang mungkin ada dalam diri kita masing-masing di atas selembar kertas”.
“Hayati dengan penuh perasaan sewaktu menuliskannya, rasakan bahwa semua hal negatif itu benar-benar telah berpindah ke kertas putih itu”.
“Nah, sekarang, remas kertas itu, dan bakar sampai menjadi abu. Bersama lenyapnya kertas ini, maka seluruh perilaku buruk dan negatif ini akan turut lenyap”.
Teknik yang tampak remeh dan sederhana ini terkadang sangat efektif untuk beberapa orang, walaupun tidak untuk yang lainnya.
***
Di ranah budaya tradisional sebenarnya banyak hal-hal yang sangat mirip dengan hal ini. Sebagai contoh di Bali terdapat suatu ritual yang dikenal sebagai Upacara Melasti. Upacara melasti atau melelasti dapat didefinisikan sebagai nganyudangmalaning gumi ngamet tirta amerta, yang berarti menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan. Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau dan laut dianggap sebagai asal tirta amerta atau air kehidupan.
Dalam kepercayaan kejawen, seseorang yang hidupnya selalu dirundung sial, sangat biasa disarankan untuk mandi di tujuh sumber air yang dianggap suci. Artinya, sial ini dibendakan sebagaimana kotoran tubuh yang menempel di kulit, dan dapat dibersihkan dengan air.
***
Nah, lalu bagaimana penerapannya dalam metode Hipnoterapi?
Seorang Hipnoterapis harus jeli untuk memperhatikan kalimat dan jenis kata yang diucapkan oleh Klien, terutama pada tahapan Pre-Induction. Siapa tahu Klien sendiri sudah “membendakan” permasalahannya, atau melakukan proses “Object Imagery”.
Misalkan :
“Dada saya rasanya sesak, karena anak-anak saya semakin hari semakin tidak terkendali”.
Nah mari kita analisa secara logis, apakah mungkin isi dada seseorang tiba-tiba menjadi lebih banyak dari biasanya? Tentu tidak, dari dulu hingga kini isi dari rongga dada adalah organ-organ yang sama (paru-paru, jantung, dll.), tidak akan ada penambahan benda lain jika terjadi ganggguan psikologis.
Artinya kata-kata “Dada saya rasanya sesak” adalah suatu metafora yang sekaligus bentuk dari upaya “Object Imagery”.
Lalu untuk apa seorang Hipnoterapis perlu mencermati pola kata yang semacam ini? Ya, karena salah satu script terbaik dalam metode Hipnoterapi adalah dengan menggunakan “dunia internal” milik Klien sendiri, dalam hal ini Hipnoterapis dapat menggunakan pola bahasa yang sama sewaktu melakukan intervensi terapeutik.
Misal :
“Nah, sekarang bayangkan bahwa anda dengan mudah melepaskan seluruh beban dan tekanan dari dalam diri anda, cukup dengan membayangkan bahwa hembusan nafas anda akan mengangkut seluruh beban ini, dan lepas kembali ke alam semesta bersama dengan hembusan nafas anda. Rasakan bahwa perlahan-lahan dada menjadi sangat ringan, kosong, dan damai.”.
Teknik Object Imagery terutama efektif bagi Klien yang memiliki modalitas utama Kinestetik.
Ref : 02-B
Taufik eka gunawan says
Juara…Terimakasih Master